Minggu, 01 Mei 2016

Penggunaan TIK

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan sangatlah penting, baik itu pendidikan bagi anak normal maupun pendidikan bagi anak dengan berkebutuhan khusus. Dalam pembahasan makalah ini, kelompok kami akan membahas materi mengenai metode pembelajaran TIK pada Anak Berkebutuhan Khusus yang berisi Prinsip-prinsi playanan ABK, Pendekatan Layanan, dan Layanan Pendidikan Anak Berkelainan Fisik.Oleh karena itu setiap anak meskipun mempunyai hambatan tetapi wajib mendapatkan layanan pendidikan tanpa terkecuali seperti yang telah diatur dalam UU Pasal 32 tentang pendidikan dan pelayanan khusus Ayat (1) "Pendidikan  khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,  sosial,  dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa".
Ayat (2) "Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi  peserta didik di daerah terpencil atau terbelakang,  masyarakat adat yang terpencil, dan/atau mengalami bencana alam, bencana  sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi". UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak :
a.      Pasal 48, Pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan dasar minimal 9 (sembilan) tahun untuk semua anak.
b.      Pasal 49, Negara, pemerintah, keluarga, dan orang tua wajib memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh pendidikan.
c.       Pasal 50, Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 48 diarahkan pada:
(1)          Pengembangan sikap dan kemampuan kepribadian anak, bakat,  kemampuan  mental dan fisik sampai mencapai potensi mereka yang optimal.
(2)          Pengembangan penghormatan atas hak asasi manusia dan kebebasan  asasi.
(3)          Pengembangan rasa hormat terhadap orang tua, identitas budaya, bahasa dan  nilai-nilainya sendiri, nilai-nilai nasional dimana anak bertempat tinggal, dari mana anak berasal, dan peradaban-peradaban yang berbeda-beda dari peradaban sendiri.
(4)          Persiapan anak untuk kehidupan yang bertanggung jawab.
(5)          Pengembangan rasa hormat dan cinta terhadap lingkungan hidup.
d.      Pasal 51, Anak yang menyandang cacat fisik dan/atau mental diberikan kesempatan yang sama dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan biasa dan pendidikan luar biasa.
e.       Pasal 52, Anak yang memiliki keunggulan diberikan kesempatan dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan khusus.
f.       Pasal 53
ayat (1), Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan dan/atau bantuan cuma-Cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga kurang mampu, anak terlantar, dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil
ayat (2), Pertanggung jawaban pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) termasuk pula mendorong masyarakat untuk berperan aktif ;
ayat (3) UU No. 4 1997 tentang Penyandang Cacat;
ayat (4) Deklarasi Bandung (Nasional) “Indonesia Menuju Pendidikan Inklusi tahun 2004.

B.     Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah ini dalah agar mahasiswa sebagai calon pendidik nantinya dapat mengetahui bagaimana layanan yang harus diberikan bagi anak berkebutuhan khusus khususnya anak dengan gangguan Fisik.




C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka focus dalam makalah ini menitik beratkan pada “Metode Pembelajaran TIK Untuk Anak Berkebutuhan Khusus”.

D.    Manfaat Penulisan
Manfaat yang bisa di peroleh dari makalah ini adalah sebagai bahan peningkatan dalam pembelajaran bagi mahasiswa.



BAB II
LANDASAN TEORI
A.    Defenisi Anak Berkebutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidak mampuan mental, emosi atau fisik. Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, mental-intelektual, sosial, dan emosional) dalam proses tumbuh kembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus.
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata “Anak Luar Biasa (ALB)” yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda.

B. Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkbutuhan Khusus
Anak berkebutuhan khusus (ABK) ini ada dua kelompok, yaitu: ABK temporer (sementara) dan permanen (tetap). Adapun yang termasuk kategori ABK temporer meliputi: anak-anak yang berada di lapisan strata sosial ekonomi yang paling bawah, anak-anak jalanan (anjal), anak-anak korban bencana alam, anak-anak di daerah perbatasan dan di pulau terpencil, serta anak-anak yang menjadi korban HIV-AIDS. Sedangkan yang termasuk kategori ABK permanen adalah anak-anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, Autis, ADHD (Attention Deficiency and Hiperactivity Disorders), Anak Berkesulitan Belajar, Anak berbakat dan sangat cerdas (Gifted), dan lain-lain.
Untuk menangani ABK tersebut dalam setting pendidikan inklusif di Indonesia, tentu memerlukan strategi khusus. Pendidikan inklusi mempunyai pengertian yang beragam. Stainback (1990) mengemukakan bahwa: sekolah inklusi adalah sekolah yang menampung semua siswa di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan setiap siswa, maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru agar anak-anak berhasil. Lebih dari itu, sekolah inklusi juga merupakan tempat setiap anak dapat diterima, menjadi bagian dari kelas tersebut, dan saling membantu dengan guru dan teman sebayanya, maupun anggota masyarakat lain agar kebutuhan individualnya dapat terpenuhi.
Selanjutnya, Staub dan Peck (1995) menyatakan bahwa: pendidikan inklusi adalah penempatan anak berkelainan tingkat ringan, sedang, dan berat secara penuh di kelas regular. Hal ini menunjukkan bahwa kelas reguler merupakan tempat belajar yang relevan bagi anak berkelainan, apapun jenis kelainannya dan bagaimanapun gradasinya.
Sementara itu, Sapon-Shevin (O’Neil, 1995) menyatakan bahwa pendidikan inklusi sebagai sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama teman seusianya.Oleh karena itu, ditekankan adanya perombakan sekolah, sehingga menjadi komunitas yang mendukung pemenuhan kebutuhan khusus setiap anak, sehingga sumber belajar menjadi memadai dan mendapat dukungan dari semua pihak, yaitu para siswa, guru, orang tua, dan masyarakat sekitarnya.
Melalui pendidikan inklusi, anak berkelainan di didik bersama-sama anak lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya (Freiberg, 1995). Hal ini dilandasi oleh kenyataan bahwa di dalam masyarakat terdapat anak normal dan anak berkelainan yang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas.
Dalam hal ini, ada empat strategi pokok yang diterapkan pemerintah, yaitu: peraturan perundang-undangan yang menyatakan jaminan kepada setiap warga negara Indonesia (termasuk ABK temporer dan permanen) untuk memperoleh pelayanan pendidikan, memasukkan aspek fleksibilitas dan aksesibilitas ke dalam sistem pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Selain itu, menerapkan pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan mengoptimalkan peranan guru.
Di bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus:
1.      Strategi pembelajaran bagi anak tunanetra
Strategi pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan, materi pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pembelajaran , antara lain:
a.       Berdasarkan pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu strategi pembelajaran deduktif dan induktf.
b.      Berdasarkan pihak pengolahan pesan yaitu strategi pembelajaran ekspositorik dan heuristic.
c.       Berdasarkan pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran dengan seorang guru dan beregu.
d.      Berdasarkan jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil dan individual.
e.       Beradsarkan interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka, dan melalui media.
2.      Strategi pembelajaran bagi anak berbakat
Strategi pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan anak berbakat akan mendorong anak tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan strategi pembelajaran adalah :
a.       Pembelajaran harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas.
b.      Tidak hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga mengembangkan kecerdasan emosional.
c.       Berorientasi pada modifikasi proses, content dan produk.
Model-model layanan yang biasa diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan perkembangan kognitif-afektif, nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus.
3.      Strategi pembelajaran bagi anak tunagrahita
Strtegi pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain;
a.       Strategi pembelajaran yang di individualisasikan.
b.      Strategi kooperatif.
c.       Strategi modifikasi tingkah laku.
4.      Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa
Strategi yang biasa diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat pendidikan, sebagai berikut:
a.       Pendidikan integrasi (terpadu).
b.      Pendidikan segresi (terpisah).
c.       Penataan lingkungan belajar.
5.      Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras
Untuk memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman (1985) mengemukakan model-model pendekatan sebagai berikut;
a.       Model biogenetic
b.      Model behavioral/tingkah laku
c.       Model psikodinamika
d.      Model ekologis
C. Definisi TIK
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan proses, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media.Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1.      Menyadarkan siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2.      Memotivasi kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan seharihari secara mandiri dan lebih percaya diri.
3.      Mengembangkan kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan sehari hari.
4.      Mengembangkan kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5.      Mengembangkan kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan masalah seharihari.





























BAB III
PEMBAHASAN

A.    Pembelajaran TIK untuk anak berkebutuhan khusus
Teknologi Informasi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Media, Teknologi, dan Pembelajaran teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan. Contohnya, komputer dan internet telah mempengaruhi proses pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pembelajar telah berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas. Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan teknologi dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa.
LEARNING Belajar adalah proses informasi tersebut. Beberapa pandangan-pandangan psikologis dan pandangan-pandangan filusuf. Pembahasan kali ini juga akanmenggambarkan berbagai aturan dari media dalam belajar dan menampilkan metode-metode yang berbeda, seperti presentasi-presentasi,demonstrasi-demonstrasi, dan diskusi-diskusi akan teknologi yang berhubungan dengan belajar.
Psychological Perspective on Learning Bagaimana instruktur menampilkan peran dari media dan teknologi di dalam pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pebelajar telah berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas. Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan teknologi dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa. LEARNING Belajar adalah proses pengembangan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, atau pengembangan tingkah laku sebagai interaksi bagian yaitu; schemata (kerangka), assimilation (asimilasi), dan accomodation (akomodasi).

a.       Schemata
struktur-struktur mental individu yang mengorganisir lingkungan. Skemata telah diadopsi atau telah berubah sejalan dengan perkembangan mental dan pembelajaran. Skemata digunakan untuk mengidentifikasi, berproses, dan menyimpan informasi yang masuk dan dapat dipahami sebagai kategori individu yang terbiasa digunakan untuk mengklasifikasi informasi yang spesifik dan pengalaman-pengalaman.
Anak-Anak kecil belajar mencirikan antara ayah dan ibu. Mereka akhirnya memisahkan anjing dan kucing dan kemudian mengerti akan perbedaan anjing yang berfariasi. Perbedaan ini berdasar pada pengalaman yang mengarahkan pada perkembangan skemata atau kemampuan untuk mengklasifikasi objek-objek dari karaakteristik-karakteristik yang signifikan bagi mereka.
b.      Assimilation
asimilasi adalah proses kognitif yang mana pebelajar mengintegrasi informasi baru dan pengalaman-pengalaman kedalam skemata. Khususnya dalam berbagai konteks, menunjukan rata-rata kemampuan memori dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan baru, ketrampilan baru, atau perilaku yang baru.
Individual difference. Ada berbagai macam bentuk kepribadian siswa, bakat yang umum, pengetahuan akan suatu objek, dan banyak faktor yang lain; metode yang efektif memungkinkan siswa untuk mengalami kemajuan pada tingkat kecepatan yang berbeda, materi yang berbeda, dan bahkan berpartisipasi dalam aktivitas yang berbeda. Feedback Dalam sejarah, media dan teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan.
Contohnya, komputer dan internet telah mempengaruhi proses pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik dan pebelajar telah berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas.Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan teknologi dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa.
LEARNING Belajar adalah proses pengembangan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, atau pengembangan tingkah laku sebagai interaksi individu, menyangkut fasilitas-fasilitas fisik, psikologis, metode pembelajaran, media, dan teknologi.
c.       Accommodation
Belajar adalah proses yang dilakukan sepanjang waktu oleh individu manapun.      Dengan demikian, belajar adalah proses yang melibatkan proses seleksi, pengaturan, dan penyampaian pesan yang pantas kepada lingkungan dan bagaimana cara pebelajar berinteraksi dengan informasi tersebut.
Dengan demikian hal ini melihat beberapa pandangan-pandangan psikologis dan pandangan-pandangan filusuf. Pembahasan kali ini juga akan menggambarkan berbagai aturan dari media dalam belajar dan menampilkan metode-metode, seperti presentasi-presentasi, demonstrasi-demonstrasi, dan diskusi-diskusi akan teknologi yang berhubungan dengan belajar Psychological Perspective on Learning.
Bagaimana instruktur menampilkan peran dari media dan teknologi di dalam kelas, ini tergantung akan seberapa jauh mereka memahami akan bagaimana masyarakat telah belajar mengunakannya. Dibawah ini ada beberapa perspektif yang berkaitan dengan psychological perspectives on learnin Behaviorist Perspective pada pertengahan 1950an, Read Article.
Pengertian Pengukuran, Penilaian, Pengujian, Evaluasi, dan Asesmen informasi tentang peserta didik, yaitu tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas rumah dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran.
Asesmen adalah penilaian, sehingga dikenal pula asesmen alternatif dan asesmen portofolio.
·         Asesmen alternatif adalah pendekatan nontradisional untuk memberi penilaian kinerja atau hasil belajar peserta didik. Pengertian tradisional dalam konteks ini berarti tes kertas pensil dan lebih kebagian dari pengukuran yang dilanjutkaan dengan penilaian. Ada istilah ujian akhir semester di perguruan tinggi dan ujian akhir tahun untuk kenaikan kelas di sekolah. Dalam bahan sosialisasi Kurikulum Berbasis Kompetensi pengertian tersebut dijelaskan .
Pengukuran adalah kegiatan yang sistematik untuk menentukan angka pada objek atau gejala. Pengujian terdiri dari sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah.
Penilaian adalah penafsiran hasil pengukuran dan penentuan pendidikan khusus lagi adalah tes baku yang menggunakan perangkat tes objektif. Asesmen alternatif sering diartikan dengan asesmen otentik atau asesmen kinerja yaitu penilaian terhadap proses perolehan, penerapan pegetahuan dan keterampilan melalui proses yang menunjukkan kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk.
·         asesmen portofolio adalah penilaian yang terdiri atas kumpulan hasil karya peserta didik yang disusun secara sistematis yang menunjukkan dan membuktikan upaya belajar, hasil Pengukuran adalah kegiatan mengukur.
Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Misalnya mengukur panjang meja dengan satuan panjang yaitu meter, atau mengukur berat badan dengan satuan berat yaitu kilogram. Hasil pengukuran bersifat kuantitatif.Penilaian adalah kegiatan menilai.
Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu berdasarkan membandingkan hasil pengukuran dengan suatu kriteria tertentu (ukuran baik buruk).
 Putusan itu sesuai atau tidak sesuai dengan kriteria itu.Sedangkan kegiatan mengevaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai itu. Jadi kegiatan pengukuran, penilaian, dan evaluasi itu bersifat hierarkhis, artinya dilakukan secara berurutan dimulai dengan pengukuran, dilanjutkan dengan penilaian, dan diakhiri dengan mengevaluasi.
Pengukuran menurut Guilford ( 1982) adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi dasar berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan nontes.
Tes adalah seperangkat pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah, atau suatu pernyataanpermintaan untuk melakukan sesuatu. Nontes berisi pertanyaan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah. Instrumen nontes bisa berbentuk kuesioner atau inventori. Kuesioner berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan, peserta didik diminta menjawab atau memberikan pendapat terhadap pernyataan. Inventori merupakan instrumen yang berisi tentang laporan diri yaitu keadaan peserta didik.

B.     Penggunan TIK dalam proses pembelajaran
Penggunaan TIK dalam proses pengajaran anak berkebutuhan khusus,dalam hal ini penderita tunanetra, sangat membantu dalam peningkatan kualitasilmu yang diterima, khususnya dalam bidang teknologi dan informasi. Sebagai contoh,. Program ini merupakan terobosan yang sangat fundamental bagi realisasi pendidikan bagi semua orang, tak terkecuali penyandang cacat tunanetra. Selain itu, Yayasan Mitra Netra,yang telah bekerjasama dengan IBM Indonesia dalam program WEB ADAPTATION TECHNOLOGY, menyediakan hardware dan software berupa tiga buah komputer bicara (komputer yangdilengkapi dengansoftware pembaca layar), sebuah software pengolah kata Braille Mitra Netra Braille Converter (MBC) guna pembuatan buku Braille, software kamus Mitra Netra Electronic Dictionary (Meldict), dua buah MP3 player dan buku bicara/audio digital sebanyak 50 judul, yang berguna bagi anak  penyandang tunanetra.
Dengan adanya program-program tersebuti, keterbatasan tidak menjadi penghalang bagi penyandang cacat untuk tetap maju dalam pendidikan melalui akses internet dan kemajuan teknologi.Sebaliknya, kecanggihan teknologi justru mampu mengatasi keterbatasan. Dalam proses pengajaran, selain menggunakan alat bantu diatas, pengajar  juga dapat menggunakan alat bantu lainya yang telah tersedia saat ini. Seperti alat bantu papan tulis &baca braille (braille text), papan geometri, kertas braille, bola, 14 bunyi, peta timbul indonesia, globe timbul, al quran braille, riglet, mesin tik  braille, talking clock & alarm (jam dan alarm suara/bunyi),dan lain sebagainya.





BAB IV
KESIMPULAN
Anak berkebutuhan khusus sangat membutuhkan sarana atau media pendukung untuk menunjang proses pembelajaran mereka. Multimedia pembelajaran merupakan salah satu media yang sangat tepat jika di implementasikan untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Para pengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) bisa memanfaatkan multimedia pembelajaran sederhana, semisal Power Point, Web blog dan Pembelajaran Internet.
Untuk bisa memanfaatkan media tersebut, Guru harus meningkatkan kemamuannya di bidang TI, khususnya dalam mengoperasikan komputer baik melalui kegiatan workshop berkelanjutan maupun melalui teman sejawat. Yang lebih penting dari itu semua adalah kesadaran dari masing-masing guru akan pentingnya Teknologi Informasi.
Karena banyaknya kendala tersebut, membuat SLB kurang maksimal dalam memberikan layanan pendidikan TIK. Bahkan banyak SLB-SLB yang tidak bias memberikan materi tersebut. Kendala berarti diantaranya: minimnya sarana-prasarana, ketiadaan sumber daya pengajar khusus bidang TIK, dan lemahnya siswa dalam menyerap informasi, pengetahuan dan melakukan praktik komputer. Meskipun banyak kendala-kendala yang tidak bisa dipandang remeh, mereka tetap berkomitmen untuk memberikan pelajaran TIK kepadasiswa. Salah satu bentuk rasa syukur adalah komitmen untuk memaksimalkan sarpras tersebut. Problemnya tinggal SDM pengajar dan keanekaragaman siswa. Karena tidak ada pengajar yang berlatarbelakang TIK, akhirnya diputuskan salah satu guru yang mahir dalam bidang TIK.
Di SLB, siswanya sangat heterogen terdiri dari berbagai kekhususan, seperti Tunanetra, Tunarungu, Tunadaksa, Tunagrahita dan Autis. Bahkan diantaranya ada siswa yang mengalami kecatatan ganda. Untuk mengatasi problem ini, guru harus pandai-pandai dalam memberikan pendekatan pembelajaran kepada siswa.Disinilah letak sesungguhnya “perjuangan” seorang guru ABK. Dalam perjalanan waktu, ketika melihat bahwa pembelajaran TIK bagi anak-anak berkebutuhan khusus ini sangat bermanfaat.Tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga bermanfaat kepada guru itu sendiri.



DAFTAR PUSTAKA




1 komentar:

  1. CERITA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH

    Assalamualaikum saya bambang asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah ijazah saya yang kemarin mulai dari SD sampai SMA saya hangus terbakar, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0853-2174-0123, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp/WA 0853-2174-0123, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsun selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....

    1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
    – Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
    – Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
    – Drop out takut dimarahin ortu
    – IPK jelek, ingin dibagusin
    – Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
    – Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
    – Dll.
    2. PRODUK KAMI
    Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
    SARJANA (S1, S2)..
    Hampir semua perguruan tinggi kami punya
    data basenya.
    UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
    UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
    UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
    UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
    UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
    UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
    UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
    AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
    UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
    INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
    STIE SUKABUMI YAI
    ISTN STIE PERBANAS
    LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
    STIMIK UKRIDA
    UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
    UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
    UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
    UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
    UNIVERSITAS SAHID DLL

    3. DATA YANG DI BUTUHKAN
    Persyaratan untuk ijazah :
    1. Nama
    2. Tempat & tgl lahir
    3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke email kami.
    4. IPK yang di inginkan
    5. universitas yang di inginkan
    6. Jurusan yang di inginkan
    7. Tahun kelulusan yang di inginkan
    8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
    9. Semua data di kirim sesuai alamat kantor
    10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening MANDIRI, BNI, BRI,
    11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
    4. Biaya – Biaya
    • SD = Rp. 1.500.000
    • SMP = Rp. 2.500.000
    • SMA = Rp. 3.000.000
    • D3 = 6.000.000
    • S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
    • S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
    • S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
    (kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
    • D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
    (minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
    • Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000

    BalasHapus