BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
sangatlah penting, baik itu pendidikan bagi anak normal maupun pendidikan bagi anak
dengan berkebutuhan khusus. Dalam pembahasan makalah ini, kelompok kami akan membahas
materi mengenai metode pembelajaran TIK pada Anak Berkebutuhan Khusus yang
berisi Prinsip-prinsi playanan ABK, Pendekatan Layanan, dan Layanan Pendidikan Anak
Berkelainan Fisik.Oleh karena itu setiap anak meskipun mempunyai hambatan tetapi
wajib mendapatkan layanan pendidikan tanpa terkecuali seperti yang telah diatur
dalam UU Pasal 32 tentang pendidikan dan pelayanan khusus Ayat (1) "Pendidikan khusus merupakan
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial,
dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa".
Ayat (2)
"Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik
di daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil,
dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi
ekonomi". UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak :
a.
Pasal
48, Pemerintah wajib menyelenggarakan pendidikan
dasar minimal 9 (sembilan) tahun untuk semua anak.
b.
Pasal
49, Negara, pemerintah, keluarga, dan
orang tua wajib memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anak untuk memperoleh
pendidikan.
c.
Pasal
50, Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam pasal
48 diarahkan pada:
(1)
Pengembangan sikap dan kemampuan
kepribadian anak, bakat, kemampuan mental dan fisik sampai mencapai
potensi mereka yang optimal.
(2)
Pengembangan penghormatan
atas hak asasi manusia dan kebebasan asasi.
(3)
Pengembangan rasa
hormat terhadap orang tua, identitas budaya, bahasa dan nilai-nilainya sendiri,
nilai-nilai nasional dimana anak bertempat tinggal, dari mana anak berasal, dan
peradaban-peradaban yang berbeda-beda dari peradaban sendiri.
(4)
Persiapan anak untuk
kehidupan yang bertanggung jawab.
(5)
Pengembangan rasa
hormat dan cinta terhadap lingkungan hidup.
d.
Pasal
51, Anak yang menyandang cacat fisik dan/atau
mental diberikan kesempatan yang sama dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan
biasa dan pendidikan luar biasa.
e.
Pasal
52, Anak yang memiliki keunggulan diberikan
kesempatan dan aksesibilitas untuk memperoleh pendidikan khusus.
f.
Pasal
53
ayat
(1), Pemerintah bertanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan dan/atau bantuan
cuma-Cuma atau pelayanan khusus bagi anak dari keluarga kurang mampu, anak terlantar,
dan anak yang bertempat tinggal di daerah terpencil
ayat
(2), Pertanggung jawaban pemerintah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
termasuk pula mendorong masyarakat untuk berperan aktif ;
ayat
(3) UU
No. 4 1997 tentang Penyandang Cacat;
ayat
(4) Deklarasi Bandung (Nasional) “Indonesia Menuju Pendidikan Inklusi tahun
2004.
B. Tujuan
Penulisan
Tujuan
dari makalah ini dalah agar mahasiswa sebagai calon pendidik nantinya dapat mengetahui
bagaimana layanan yang harus diberikan bagi anak berkebutuhan khusus khususnya anak
dengan gangguan Fisik.
C. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan maka focus dalam makalah ini menitik beratkan
pada “Metode Pembelajaran TIK Untuk Anak Berkebutuhan Khusus”.
D. Manfaat
Penulisan
Manfaat
yang bisa di peroleh dari makalah ini adalah sebagai bahan peningkatan dalam pembelajaran
bagi mahasiswa.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Defenisi Anak Berkebutuhan Khusus
Anak
berkebutuhan khusus (Heward) adalah anak dengan karakteristik khusus yang
berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada ketidak mampuan mental, emosi
atau fisik. Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang secara signifikan
mengalami kelainan/penyimpangan (fisik, mental-intelektual, sosial, dan
emosional) dalam proses tumbuh kembangannya
dibandingkan dengan anak-anak lain yang seusia sehingga memerlukan pelayanan
pendidikan khusus.
Anak
Berkebutuhan Khusus (ABK) merupakan istilah lain untuk menggantikan kata “Anak
Luar Biasa (ALB)” yang menandakan adanya kelainan khusus. Anak berkebutuhan
khusus mempunyai karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan
khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi
tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan
Braille dan
tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa
isyarat. Anak berkebutuan
khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya
masing-masing. SLB
bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk
tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB
bagian G untuk cacat ganda.
B. Strategi
Pembelajaran Bagi Anak Berkbutuhan Khusus
Anak
berkebutuhan khusus (ABK) ini ada dua kelompok, yaitu: ABK temporer (sementara)
dan permanen (tetap).
Adapun yang termasuk kategori ABK temporer meliputi: anak-anak yang berada di
lapisan strata sosial ekonomi yang paling bawah, anak-anak jalanan (anjal),
anak-anak korban bencana alam, anak-anak di daerah perbatasan dan di pulau
terpencil, serta anak-anak yang menjadi korban HIV-AIDS. Sedangkan yang
termasuk kategori ABK permanen adalah anak-anak tunanetra, tunarungu,
tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, Autis, ADHD (Attention Deficiency and Hiperactivity
Disorders), Anak Berkesulitan Belajar, Anak berbakat dan sangat cerdas (Gifted),
dan lain-lain.
Untuk
menangani ABK tersebut dalam setting pendidikan inklusif di Indonesia, tentu
memerlukan strategi khusus. Pendidikan
inklusi mempunyai pengertian yang beragam. Stainback (1990)
mengemukakan bahwa: “sekolah
inklusi adalah sekolah yang menampung semua siswa di kelas yang sama”. Sekolah ini
menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan setiap siswa, maupun bantuan dan dukungan yang dapat
diberikan oleh para guru agar anak-anak berhasil. Lebih dari itu, sekolah
inklusi juga merupakan tempat setiap anak dapat diterima, menjadi bagian dari
kelas tersebut, dan saling membantu dengan guru dan teman sebayanya, maupun
anggota masyarakat lain agar kebutuhan individualnya dapat terpenuhi.
Selanjutnya,
Staub dan Peck (1995) menyatakan bahwa: “pendidikan
inklusi adalah penempatan anak berkelainan tingkat ringan, sedang, dan berat
secara penuh di kelas regular”.
Hal ini menunjukkan bahwa kelas reguler merupakan tempat belajar yang relevan
bagi anak berkelainan, apapun jenis kelainannya dan bagaimanapun gradasinya.
Sementara
itu, Sapon-Shevin (O’Neil, 1995) menyatakan bahwa “pendidikan inklusi
sebagai sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak
berkelainan dilayani di sekolah-sekolah terdekat, di kelas reguler bersama-sama
teman seusianya”.Oleh
karena itu, ditekankan adanya perombakan sekolah, sehingga menjadi komunitas
yang mendukung pemenuhan kebutuhan khusus setiap anak, sehingga sumber belajar
menjadi memadai dan mendapat dukungan dari semua pihak, yaitu para siswa, guru,
orang tua, dan masyarakat sekitarnya.
Melalui
pendidikan inklusi, anak berkelainan di didik bersama-sama anak
lainnya (normal) untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya (Freiberg,
1995). Hal
ini dilandasi oleh kenyataan bahwa di dalam masyarakat terdapat anak normal dan
anak berkelainan yang tidak dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas.
Dalam
hal ini, ada empat strategi pokok yang diterapkan pemerintah, yaitu: peraturan
perundang-undangan yang menyatakan jaminan kepada setiap warga negara Indonesia
(termasuk ABK temporer dan permanen) untuk memperoleh pelayanan pendidikan,
memasukkan aspek fleksibilitas dan aksesibilitas ke dalam sistem pendidikan
pada jalur formal, nonformal, dan informal. Selain itu, menerapkan pendidikan
berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan mengoptimalkan peranan
guru.
Di
bawah ini beberapa strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus:
1. Strategi
pembelajaran bagi anak tunanetra
Strategi
pembelajaran pada dasarnya adalah pendayagunaan secara tepat dan optimal dari
semua komponen yang terlibat dalam proses pembelajaran yang meliputi tujuan,
materi pelajaran, media, metode, siswa, guru, lingkungan belajar dan evaluasi
sehingga proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efesien. Beberapa hal
yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi
pembelajaran , antara lain:
a. Berdasarkan
pengolahan pesan terdapat dua strategi yaitu strategi pembelajaran deduktif dan
induktf.
b. Berdasarkan
pihak pengolahan pesan yaitu strategi pembelajaran ekspositorik dan heuristic.
c. Berdasarkan
pengaturan guru yaitu strategi pembelajaran dengan seorang guru dan beregu.
d. Berdasarkan
jumlah siswa yaitu strategi klasikal, kelompok kecil dan individual.
e. Beradsarkan
interaksi guru dan siswa yaitu strategi tatap muka, dan melalui media.
2. Strategi
pembelajaran bagi anak berbakat
Strategi
pembelajaran yang sesuai denagan kebutuhan anak berbakat akan mendorong anak
tersebut untuk berprestasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan
strategi pembelajaran adalah :
a. Pembelajaran
harus diwarnai dengan kecepatan dan tingkat kompleksitas.
b. Tidak
hanya mengembangkan kecerdasan intelektual semata tetapi juga mengembangkan
kecerdasan emosional.
c. Berorientasi
pada modifikasi proses, content dan produk.
Model-model layanan yang biasa
diberikan pada anak berbakat yaitu model layanan perkembangan kognitif-afektif,
nilai, moral, kreativitas dan bidang khusus.
3. Strategi
pembelajaran bagi anak tunagrahita
Strtegi
pembelajaran anak tunagrahita ringan yang belajar di sekolah umum akan berbeda
dengan strategi anak tunagrahita yang belajar di sekolah luar biasa. Strategi
yang dapat digunakan dalam mengajar anak tunagrahita antara lain;
a. Strategi
pembelajaran yang di individualisasikan.
b. Strategi
kooperatif.
c. Strategi
modifikasi tingkah laku.
4. Strategi
pembelajaran bagi anak tunadaksa
Strategi
yang biasa diterapkan bagi anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat
pendidikan, sebagai berikut:
a. Pendidikan
integrasi (terpadu).
b. Pendidikan
segresi (terpisah).
c. Penataan
lingkungan belajar.
5. Strategi
pembelajaran bagi anak tunalaras
Untuk
memberikan layanan kepada anak tunalaras, Kauffman (1985) mengemukakan
model-model pendekatan sebagai berikut;
a. Model
biogenetic
b. Model
behavioral/tingkah laku
c. Model
psikodinamika
d. Model
ekologis
C. Definisi TIK
Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi
dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi segala hal yang
berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan
pengelolaan informasi. Teknologi Komunikasi merupakan segala hal yang berkaitan
dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat yang satu ke lainnya.
Karena
itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi adalah suatu padanan yang
tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang
terkait dengan proses, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan
informasi antar media.Secara khusus, tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan
Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan
siswa akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus
berubah sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari
Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi
kemampuan siswa untuk bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga siswa bisa melaksanakan dan
menjalani aktifitas kehidupan seharihari secara mandiri dan lebih percaya diri.
3. Mengembangkan
kompetensi siswa dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan
sehari hari.
4. Mengembangkan
kemampuan belajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, sehingga proses
pembelajaran dapat lebih optimal, menarik, dan mendorong siswa terampil dalam
berkomunikasi, terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan
kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung jawab dalam penggunaan
Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran, bekerja, dan pemecahan
masalah seharihari.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran TIK untuk
anak berkebutuhan khusus
Teknologi
Informasi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus Media, Teknologi, dan
Pembelajaran teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan. Contohnya,
komputer dan internet telah mempengaruhi proses pembelajaran sampai saat ini.
Aturan-aturan dari pendidik dan pembelajar telah berubah karena dipengaruhi
media dan teknologi yang digunakan di dalam kelas. Perubahan ini sangat
esensial, karena sebagai penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru)
berhak menguji media dan teknologi dalam konteks belajar dan itu berdampak pada
hasil belajar siswa.
LEARNING
Belajar adalah proses informasi tersebut. Beberapa pandangan-pandangan
psikologis dan pandangan-pandangan filusuf. Pembahasan kali ini juga
akanmenggambarkan berbagai aturan dari media dalam belajar dan menampilkan
metode-metode yang berbeda, seperti
presentasi-presentasi,demonstrasi-demonstrasi, dan diskusi-diskusi akan
teknologi yang berhubungan dengan belajar.
Psychological
Perspective on Learning Bagaimana instruktur menampilkan peran dari media dan
teknologi di dalam pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari pendidik
dan pebelajar telah berubah karena dipengaruhi media dan teknologi yang
digunakan di dalam kelas. Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai
penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan
teknologi dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa.
LEARNING Belajar adalah proses pengembangan pengetahuan,
ketrampilan-ketrampilan, atau pengembangan tingkah laku sebagai interaksi
bagian yaitu; schemata (kerangka), assimilation (asimilasi), dan accomodation
(akomodasi).
a. Schemata
struktur-struktur mental individu
yang mengorganisir lingkungan. Skemata telah diadopsi atau telah berubah
sejalan dengan perkembangan mental dan pembelajaran. Skemata digunakan untuk
mengidentifikasi, berproses, dan menyimpan informasi yang masuk dan dapat
dipahami sebagai kategori individu yang terbiasa digunakan untuk mengklasifikasi
informasi yang spesifik dan pengalaman-pengalaman.
Anak-Anak kecil belajar mencirikan
antara ayah dan ibu. Mereka akhirnya memisahkan anjing dan kucing dan kemudian
mengerti akan perbedaan anjing yang berfariasi. Perbedaan ini berdasar pada pengalaman
yang mengarahkan pada perkembangan skemata atau kemampuan untuk mengklasifikasi
objek-objek dari karaakteristik-karakteristik yang signifikan bagi mereka.
b. Assimilation
asimilasi adalah proses kognitif
yang mana pebelajar mengintegrasi informasi baru dan pengalaman-pengalaman
kedalam skemata. Khususnya dalam berbagai konteks, menunjukan rata-rata
kemampuan memori dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan baru, ketrampilan
baru, atau perilaku yang baru.
Individual difference. Ada berbagai
macam bentuk kepribadian siswa, bakat yang umum, pengetahuan akan suatu objek,
dan banyak faktor yang lain; metode yang efektif memungkinkan siswa untuk
mengalami kemajuan pada tingkat kecepatan yang berbeda, materi yang berbeda,
dan bahkan berpartisipasi dalam aktivitas yang berbeda. Feedback Dalam sejarah,
media dan teknologi memiliki pengaruh terhadap pendidikan.
Contohnya, komputer dan internet
telah mempengaruhi proses pembelajaran sampai saat ini. Aturan-aturan dari
pendidik dan pebelajar telah berubah karena dipengaruhi media dan teknologi
yang digunakan di dalam kelas.Perubahan ini sangat esensial, karena sebagai
penuntun dalam proses pembelajaran, pendidik (guru) berhak menguji media dan
teknologi dalam konteks belajar dan itu berdampak pada hasil belajar siswa.
LEARNING Belajar adalah proses
pengembangan pengetahuan, ketrampilan-ketrampilan, atau pengembangan tingkah
laku sebagai interaksi individu, menyangkut fasilitas-fasilitas fisik,
psikologis, metode pembelajaran, media, dan teknologi.
c. Accommodation
Belajar adalah proses yang
dilakukan sepanjang waktu oleh individu manapun. Dengan
demikian, belajar adalah proses yang melibatkan proses seleksi, pengaturan, dan
penyampaian pesan yang pantas kepada lingkungan dan bagaimana cara pebelajar
berinteraksi dengan informasi tersebut.
Dengan demikian hal ini melihat
beberapa pandangan-pandangan psikologis dan pandangan-pandangan filusuf.
Pembahasan kali ini juga akan menggambarkan berbagai aturan dari media dalam
belajar dan menampilkan metode-metode, seperti presentasi-presentasi,
demonstrasi-demonstrasi, dan diskusi-diskusi akan teknologi yang berhubungan
dengan belajar Psychological Perspective on Learning.
Bagaimana instruktur menampilkan peran
dari media dan teknologi di dalam kelas, ini tergantung akan seberapa jauh
mereka memahami akan bagaimana masyarakat telah belajar mengunakannya. Dibawah
ini ada beberapa perspektif yang berkaitan dengan psychological perspectives on
learnin Behaviorist
Perspective pada pertengahan 1950an, Read Article.
Pengertian
Pengukuran, Penilaian, Pengujian, Evaluasi, dan Asesmen informasi tentang
peserta didik, yaitu tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman
wawancara, tugas rumah dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai
kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran.
Asesmen
adalah penilaian, sehingga dikenal pula asesmen alternatif dan asesmen
portofolio.
·
Asesmen alternatif
adalah pendekatan nontradisional untuk memberi penilaian kinerja atau hasil
belajar peserta didik. Pengertian tradisional dalam konteks ini berarti tes
kertas pensil dan lebih kebagian dari pengukuran yang dilanjutkaan dengan
penilaian. Ada istilah ujian akhir semester di perguruan tinggi dan ujian akhir
tahun untuk kenaikan kelas di sekolah. Dalam bahan sosialisasi Kurikulum
Berbasis Kompetensi pengertian tersebut dijelaskan .
Pengukuran
adalah kegiatan yang sistematik untuk menentukan angka pada objek atau gejala.
Pengujian terdiri dari sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau
salah.
Penilaian
adalah penafsiran hasil pengukuran dan penentuan pendidikan khusus lagi adalah
tes baku yang menggunakan perangkat tes objektif. Asesmen alternatif sering
diartikan dengan asesmen otentik atau asesmen kinerja yaitu penilaian terhadap
proses perolehan, penerapan pegetahuan dan keterampilan melalui proses yang
menunjukkan kemampuan peserta didik dalam proses maupun produk.
·
asesmen portofolio
adalah penilaian yang terdiri atas kumpulan hasil karya peserta didik yang
disusun secara sistematis yang menunjukkan dan membuktikan upaya belajar, hasil
Pengukuran adalah kegiatan mengukur.
Mengukur
adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Misalnya mengukur panjang meja
dengan satuan panjang yaitu meter, atau mengukur berat badan dengan satuan
berat yaitu kilogram. Hasil pengukuran bersifat kuantitatif.Penilaian adalah
kegiatan menilai.
Menilai
adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu berdasarkan membandingkan
hasil pengukuran dengan suatu kriteria tertentu (ukuran baik buruk).
Putusan itu sesuai atau tidak sesuai dengan
kriteria itu.Sedangkan kegiatan mengevaluasi adalah kegiatan mengukur dan
menilai itu. Jadi kegiatan pengukuran, penilaian, dan evaluasi itu bersifat
hierarkhis, artinya dilakukan secara berurutan dimulai dengan pengukuran,
dilanjutkan dengan penilaian, dan diakhiri dengan mengevaluasi.
Pengukuran
menurut Guilford ( 1982) adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala
menurut aturan tertentu. Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi dasar
berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta didik
dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan nontes.
Tes
adalah seperangkat pertanyaan yang memiliki jawaban benar atau salah, atau
suatu pernyataanpermintaan untuk melakukan sesuatu. Nontes berisi pertanyaan
atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban benar atau salah. Instrumen nontes
bisa berbentuk kuesioner atau inventori. Kuesioner berisi sejumlah pertanyaan
atau pernyataan, peserta didik diminta menjawab atau memberikan pendapat
terhadap pernyataan. Inventori merupakan instrumen yang berisi tentang laporan
diri yaitu keadaan peserta didik.
B. Penggunan TIK
dalam proses pembelajaran
Penggunaan TIK dalam proses
pengajaran anak berkebutuhan khusus,dalam hal ini penderita tunanetra, sangat
membantu dalam peningkatan kualitasilmu yang diterima, khususnya dalam bidang
teknologi dan informasi. Sebagai contoh,. Program ini merupakan terobosan yang
sangat fundamental bagi realisasi pendidikan bagi semua orang, tak terkecuali
penyandang cacat tunanetra. Selain itu,
Yayasan Mitra Netra,yang telah bekerjasama dengan IBM Indonesia dalam
program WEB ADAPTATION TECHNOLOGY, menyediakan hardware dan software berupa
tiga buah komputer bicara (komputer yangdilengkapi
dengansoftware pembaca layar), sebuah software pengolah kata Braille
Mitra Netra Braille Converter (MBC) guna pembuatan buku Braille, software kamus
Mitra Netra Electronic Dictionary (Meldict), dua buah MP3 player dan buku
bicara/audio digital sebanyak 50 judul, yang berguna bagi anak penyandang tunanetra.
Dengan adanya
program-program tersebuti, keterbatasan tidak menjadi
penghalang bagi penyandang cacat untuk tetap maju dalam pendidikan melalui akses internet dan kemajuan
teknologi.Sebaliknya, kecanggihan teknologi justru mampu mengatasi
keterbatasan. Dalam proses pengajaran, selain menggunakan alat bantu diatas,
pengajar juga dapat menggunakan alat bantu lainya yang telah
tersedia saat ini. Seperti alat bantu papan tulis &baca braille
(braille text), papan geometri, kertas braille, bola, 14 bunyi, peta
timbul indonesia, globe timbul, al quran braille, riglet, mesin
tik braille, talking clock & alarm (jam dan alarm
suara/bunyi),dan lain sebagainya.
BAB
IV
KESIMPULAN
Anak berkebutuhan khusus
sangat membutuhkan sarana atau media pendukung untuk menunjang proses
pembelajaran mereka. Multimedia pembelajaran merupakan salah satu media yang
sangat tepat jika di implementasikan untuk
anak-anak berkebutuhan khusus. Para pengajar di Sekolah Luar
Biasa (SLB) bisa memanfaatkan multimedia pembelajaran sederhana,
semisal Power Point, Web blog dan Pembelajaran Internet.
Untuk bisa memanfaatkan
media tersebut, Guru harus meningkatkan kemamuannya di bidang TI, khususnya
dalam mengoperasikan komputer baik melalui kegiatan workshop berkelanjutan
maupun melalui teman sejawat. Yang lebih penting dari itu semua adalah
kesadaran dari masing-masing guru akan pentingnya Teknologi Informasi.
Karena banyaknya kendala tersebut, membuat SLB
kurang maksimal dalam memberikan layanan pendidikan TIK. Bahkan banyak SLB-SLB yang
tidak bias memberikan materi tersebut. Kendala berarti diantaranya: minimnya sarana-prasarana,
ketiadaan sumber daya pengajar khusus bidang TIK, dan lemahnya siswa dalam menyerap informasi, pengetahuan dan melakukan praktik komputer. Meskipun banyak kendala-kendala yang
tidak bisa dipandang remeh, mereka tetap berkomitmen untuk memberikan pelajaran TIK
kepadasiswa. Salah
satu bentuk
rasa syukur adalah komitmen untuk memaksimalkan sarpras tersebut. Problemnya tinggal SDM pengajar dan keanekaragaman siswa. Karena tidak ada pengajar yang
berlatarbelakang TIK, akhirnya diputuskan salah satu guru yang mahir dalam bidang TIK.
Di
SLB, siswanya sangat heterogen terdiri dari berbagai kekhususan, seperti Tunanetra, Tunarungu,
Tunadaksa, Tunagrahita dan Autis. Bahkan diantaranya ada siswa yang mengalami kecatatan ganda. Untuk mengatasi problem ini,
guru harus pandai-pandai dalam memberikan pendekatan pembelajaran kepada siswa.Disinilah letak sesungguhnya
“perjuangan” seorang guru ABK. Dalam perjalanan waktu, ketika melihat bahwa pembelajaran TIK bagi anak-anak berkebutuhan khusus ini sangat bermanfaat.Tidak hanya bermanfaat bagi siswa, tetapi juga bermanfaat kepada guru itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
CERITA SUKSES SAYA NGURUS IJAZAH
BalasHapusAssalamualaikum saya bambang asal dari jawa timur sedikit saya ingin berbagi cerita masalah ijazah saya yang kemarin mulai dari SD sampai SMA saya hangus terbakar, tapi alhamdulillah untung saja ada salah satu keluarga saya yang bekerja di salah satu dinas kabupaten di wilayah jawa timur dia memberikan petunjuk cara mengurus ijazah saya yang hilang, dia memberikan no hp BPK DR SUTANTO S.H, M.A beliau selaku kepala biro umum di kantor kemendikbud pusat jakarta nomor hp beliau 0853-2174-0123, alhamdulillah beliau betul betul bisa ngurusin masalah ijazah saya, alhamdulillah setelah saya tlp beliau di nomor hp/WA 0853-2174-0123, saya di beri petunjuk untuk mempersiap'kan berkas yang di butuh'kan sama beliau dan hari itu juga saya langsun email berkas'nya dan saya juga langsun selesai'kan ADM'nya 50% dan sisa'nya langsun saya selesai'kan juga setelah ijazah saya sudah ke terima, alhamdulillah proses'nya sangat cepat hanya dalam 1 minggu berkas ijazah saya sudah ke terima.....alhamdulillah terima kasih kpd bpk DR SUTANTO S.H,M.A berkat bantuan bpk lamaran kerja saya sudah di terima, bagi saudara/i yang lagi bermasalah malah ijazah silah'kan hub beliau semoga beliau bisa bantu, dan ternyata juga beliau bisa bantu dengan menu di bawah ini wassalam.....
1. Beliau bisa membantu anda yang kesulitan :
– Ingin kuliah tapi gak ada waktu karena terbentur jam kerja
– Ijazah hilang, rusak, dicuri, kebakaran dan kecelakaan faktor lain, dll.
– Drop out takut dimarahin ortu
– IPK jelek, ingin dibagusin
– Biaya kuliah tinggi tapi ingin cepat kerja
– Ijazah ditahan perusahaan tetapi ingin pindah ke perusahaan lain
– Dll.
2. PRODUK KAMI
Semua ijazah DIPLOMA (D1,D2,D3) S/D
SARJANA (S1, S2)..
Hampir semua perguruan tinggi kami punya
data basenya.
UNIVERSITAS TARUMA NEGARA UNIVERSITAS MERCUBUANA
UNIVERSITAS GAJAH MADA UNIVERSITAS ATMA JAYA
UNIVERSITAS PANCASILA UNIVERSITAS MOETOPO
UNIVERSITAS TERBUKA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
UNIVERSITAS TRISAKTI UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
UNIVERSITAS BUDI LIHUR ASMI
UNIVERSITAS ILMUKOMPUTER UNIVERSITAS DIPONOGORO
AKADEMI BAHASA ASING BINA SARANA INFORMATIKA
UPN VETERAN AKADEMI PARIWISATA INDONESIA
INSTITUT TEKHNOLOGI SERPONG STIE YPKP
STIE SUKABUMI YAI
ISTN STIE PERBANAS
LIA / TOEFEL STIMIK SWADHARMA
STIMIK UKRIDA
UNIVERSITAS NASIONAL UNIVERSITAS JAKARTA
UNIVERSITAS BUNG KARNO UNIVERSITAS PADJAJARAN
UNIVERSITAS BOROBUDUR UNIVERSITAS INDONESIA
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH UNIVERSITAS BATAM
UNIVERSITAS SAHID DLL
3. DATA YANG DI BUTUHKAN
Persyaratan untuk ijazah :
1. Nama
2. Tempat & tgl lahir
3. foto ukuran 4 x 6 (bebas, rapi, dan usahakan berjas),semua data discan dan di email ke email kami.
4. IPK yang di inginkan
5. universitas yang di inginkan
6. Jurusan yang di inginkan
7. Tahun kelulusan yang di inginkan
8. Nama dan alamat lengkap, serta no. telphone untuk pengiriman dokumen
9. Semua data di kirim sesuai alamat kantor
10. Pembayaran lewat Transfer ke Rekening MANDIRI, BNI, BRI,
11. PENGIRIMAN Dokumen Via JNE
4. Biaya – Biaya
• SD = Rp. 1.500.000
• SMP = Rp. 2.500.000
• SMA = Rp. 3.000.000
• D3 = 6.000.000
• S1 = 7.500.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S2 = 12.000.000(TERGANTUN UNIVERSITAS)
• S3 / Doktoral Rp. 24.000.000
(kampus terkenal – wajib ikut kuliah beberapa bulan)
• D3 Kebidanan / keperawatan Rp. 8.500.000
(minimal sudah pernah kuliah di jurusan tersebut hingga semester 4)
• Pindah jurusan/profesi dari Bidan/Perawat ke Dokter. Rp. 32.000.000